Powered By Blogger

Rabu, 24 Februari 2010

Kata-Kata Bijak


“What we have to learn to do, we learn by doing”

Aristotle (384 BC-322 BC) in Nicomachen Ethics

“The best way to learn is to learn from the best”

Margaret Mead (1901-1978) in Blackberry

“That is what learning is. You suddenly understang something you have understood all your life,

but in a new way”

Doris Lessing (1919) in The Four Gate City

”Learning is not worth a penny whwn courage ang enjoy are lost along the way”

Johann H. Pestalozzi (1746-1827)

“It is not knowledge, but the act of learning, not possession but the act, of getting there, which grants the greatest enyoyment”

Carl Friedich Gauss (1777-1855)

It is always the season for the old to learn

Aeschilus (525 BC-456BC)

“He who adds not to his learning diminishes it”

Anonymous

“The ones gets used to everything one get used to that. The usual name for it is a learning process”

Hans Enzenberger (1929) in The Force of Habit

Study more and criticize less. This is a

correct attitude toward learning

Deng To (1912-1966) in Evening Talks at Yeshan

“You will have to learn many tedios thing, which you will forget the moment you have passed your final examination, but in anatomy it is better to have learned and lost than never to have learned at all”

Somerset Maugham (1874-1965) in Human Bondage

“Skill come so slow and life so fast doth fly. We learn so little ang forget so much”

John Davies (1569-1626) in Nosce Teipsum

Bengawan Solo Purba Poutry


‘Bengawan Solo Purba’

Di Sore hari, sejenak Kami menatapmu dari kejauhan

Kelokan aliran dengan tebing-tebing hamba

Hijaunya dedaunan menghiasi wajahmu

Semak belukar dan hamparan sawah berharap denganmu

Lembah Giritontro menyimpan sebuah tanya

Bagaimana Engkau terjadi di bumi ini

Kami ingin menjawabnya

Dalam sebuah ekspedisi yang cukup menantang

Kami relakan untuk bergelut denganmu

Menelusuri tebing-tebing curam

Mendaki bukit yang terjal

Menginjak batu-batu terkapar

Tanah yang licin dan lengket di telapak sepatu

Daun dan ranting yang berduri

Kami pun membawa bekal dan perlengkapan

Untuk bertahan dari keganasanmu

Panasnya matahari sungguh membakar kulit

Dinginnya kucuran air hujan merasuk tulang

Semua tak menyurutkan semangat kami

Untuk menjawab semua tanya

Dalam goresan tinta dan ketukan jari-jemari di atas laptop

Untuk dipersembahkan dari Divisi Geomorfologi

Mohon maaf kepada para petani

Kami telah merusak ladang penghidupanmu

Palawija dan tanaman padi terinjak oleh langkah kami

Terima kasih pula kepada petani tua

Atas izinnya untuk meminta kelapa muda

Sungguh airnya mengobati dahaga kami

Dalam perjalanan kami menelusuri ‘Bengawan Solo Purba’

Jonathan Reza Pahlawan

10 Februari 2010

Ekspeditor Geomorfologi

Bengawan Solo Purba


Bengawan Solo Purba

Menurut para ahli bahwa dahulu pada zaman Tersier sekitar kala Meiosen, lempeng Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia karena massa jenis lempeng Australia lebih berat daripada lempeng Eurasia, sehingga membentuk zona subduksi atau zona penunjaman. Akibatnya, lempeng Eurasia yang massa jenisnya lebih ringan menjadi terangkat ke permukaan. Dasar perairan laut dangkal yang mengandung koral dan terumbu karang menjadi timbul ke permukaan. Bentuklahan tersebut meninggalkan berkas aktivitas tektonime berupa Perbukitan Kars Gunung Sewu yang membentang dari Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Wonogiri, sampai Kabupaten Pacitan. Salah satu bentuklahan di Perbukitan Karts Gunung Sewu adalah Bengawan Solo Purba. Bengawan Solo Purba adalah alur sungai sepanjang 30 km yang berupa lembah Giritontro yang sangat terjal berkelok-kelok memanjang dari Gunung Payung di sebelah barat Giriwoyo ke arah selatan berakhir di Teluk Pantai Sadeng Gunungkidul. Pengangkatan Pegunungan Selatan di Kala Plestosen Tengah sampai Meosen tidak diimbangi oleh proses penggerusan aliran Bengawan Solo sehingga mengakibatkan aliran Bengawan Solo terbendung dan membentuk sebuah Cekungan Baturetno yang terletak di daerah Baturetno sampai Eramoko. Aliran Bengawan Solo menemukan jalan keluar daerah yang lebih rendah kearah utara menuju Laut Jawa melewati jalur lipatan Pegunungan Kendeng dan Pegunungan Rembang. Proses tektonik berupa pengangkatan di Jawa bagian utara sehingga membentuk jalur lipatan tersebut diimbangi oleh daya gerus Bengawan Solo yang berlangsung sampai sekarang. Proses antesenden atau pembalikan arah aliran Sungai Bengawan Solo meninggalkan jejak berupa teras-teras sungai dan lembah yang curam yang memotong batuan tersier di Pegunungan Kendeng dan Pegunungan Rembang. Aliran Bengawan Solo sepanjang 540 km melewati 20 kabupaten diantaranya Surakarta, Wonogiri, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali, Sragen, Blora, Rembang, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Madiun, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik dan Surabaya.

Bengawan Solo Purba yang mengalir ke selatan memotong jalur Pegunungan Seribu melewati suatu lembah yang dikenal dengan nama lembah Giritontro. Lembah Giritontro merupakan lembah bekas alur sungai besar, berdinding curam menyerupai huruf U dengan beda tinngi dasar lembah sampai puncak perbukitan sekitar 150-250 meter. Lembah Giritontro membentuk undak-undak sungai pada kedua dinding lembahnya. Undak pertama dengan ketinggian 20 meter dari dasarr lembah yang terdiri dari material tanah terarosa yang berwarna merah kecoklatan dengan material batu gamping berukuran 2-5 cm, rijang, dan fragmen batu beku. Material tersebut merupakan hasil rombakan dari perbukitan karst di sebelah samping kiri dan kanan lembah. Undak kedua dengan ketinggian 8 meter dari dasar lembah dengan material penyusun perselingan batulempung berwarna coklat kehitaman dengan batupasir konglomerat dengan komposisi terdiri atas mineral kuarsa, feldspar dan mineral mafik yang berasal dari batuan vulkanik. Material sedimentasi berupa alluvium membentuk batulempung, sedangkan material sedimentasi berupa batupasir konglomerat merupakan batuan vulkanik Tersier yang tidak tertutup oleh batu gamping pada Formasi Wonosari. Ujung bagian utara Lembah Giritontro yang letaknya di sebelah timur dari Gunung Payung yang berada di atas lembah Bengawan Solo sekarang yang bermata air dari Gunung Rohtawu dan Pegunungan Tumpakkayan. Perbedaan ketinggian dari Lembah Giritontro dengan lembah Bengawan Solo sekarang sekitar 150 meter. Perbedaan tersebut disebabkan oleh struktur sesar Pucunglangan yang memanjang dari Gunung Batok di daerah Pacitan dengan Gunung Kukusan di daerah Wonogiri. Struktur sesar Pucunglangan mengakibatkan terbentuknya Cekungan Baturetno dan lembah mengantung yang dibatasi oleh tebing yang curam di sebelah timur Desa Sumur dan di daerah Giri Belah. Lembah tersebut merupakan bagian dari alur Lembah Giritontro yang terpotong oleh tebing yang curam di sisi tenggara Cekungan Baturetno.

Cekungan Baturetno merupakan genangan Sungai Bengawan Solo yang tidak dapat mengalir ke arah selatan melewati Lembah Giritontro karena daya gerus sungai tidak dapat mengimbangi dengan pengangkatan Pegunungan Seribu. Cekungan Baturetno memiliki topografi berupa dataran bergelombang dengan ketinggian antara 150-175 meter dpal. Cekungan Baturetno melebar ke arah utara sampai Waduk Gajah Mungkur. Cekungan Baturetno dikelilingi topografi perbukitan di sebelah sisi barat dan timur yang dibatasi oleh gawir-gawir bertingkat dan terjal dari arah timur laut sampai barat daya. Batuan dasar Cekungan Baturetno terdiri dari persilangan antara batugamping fragmental dengan kalkarenit dan kalsilutit. Ketidakselarasan formasi Wonosari menyebabkan terendapkan diatasnya batu lempung hitam dengan batupasir konglomerat. Batu lempung hitam terendapkan di bagian tengah dari Cekungan Baturetno, sedangkan batupasir konglomerat diendapkan di mulut alur lembah dari sungai-sungai yang berasal dari bukit-bukit di sekeliling Cekungan Baturetno membentuk endapan kipas alluvial.

Jonathan Reza Pahlawan (08/272852/GE/6546)

Ekspeditor Geomorfologi

Selasa, 23 Februari 2010

Membangun Harapan


Membagun Harapan

Di Pertigaan tahun 2008 adalah ajang pembuktikan perang dalam meraih kesuksesan yang telah aku rancang dalam tiga tahun terakhir. Aku sudah melalui berbagai kiat diantaranya belajar rutin sampai larut malam, ikut bimbingan belajar SCC Intersolusi, mengikuti tryout dari SCCI, Kagama, Widyakelana, FMIPA UGM, ISTA, GO, NEUTRON, dan berbagai bimbingan belajar lainya. Kegiatan tersebut telah aku jalani, dan hasilnya aku diterima di Fakultas Geografi UGM sewaktu tryout di ISTA dan FMIPA UGM.

Aku menyadari sudah belajar dan berlatih, tetapi greget, kepercayaan, percaya diri, keefektifan dan keefisien waktu tidak terjaga dengan baik. Pengalamanan ini terbukti pada ujian semester 5, aku menempatkan peringkat nomor 33 dari 36 siswa. Hasil ini adalah prestasi terjelek di sepanjang perjalanan pendidikanku. Di semester 5, aku kehilangan daya dobrak dan optimisme untuk mengalahkan rival di kelas 12 IPA 4. Hal itu terbukti pada hasil dua kali ulangan Matematika mendapatkan nilai 3 berturut-turut. Tidak hanya itu, semester 5 merupakan hasil terjelek karena aku tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Sewaktu besok menghadapi ujian semester, aku menonton sinetron remaja di SCTV. Itulah pengalaman yang harus menjadi bahan refleksi untuk diriku.

Kini dua minggu lagi, aku akan menghadapi Ujian Masuk Universitas Gadjah Mada. Usaha yang aku pegang hanya mengikuti tryout di berbagai bimbel dan lembaga pendidikan, tetapi dalam hatiku persiapan tersebut belum maksimal. Masih sulit untuk menggempur Teknik Industri, Planologi, dan Kartografi Penginderaan Jarak Jauh. Aku membutuhkan kiat-kiat sebelum bertanding. Aku berharap waktu dua minggu ini adalah waktu efektif untuk mendalami motif soal dan strategi perang untuk menaklukkan UM UGM. Membangun harapan dari percaya diri, siap mental, manajemen waktu, dan pengetahuan mengenai siasat menghadapi UM UGM. Aku berharap dapat menghadapi UM UGM dengan lancar dan hasilnya aku dapat diterima masuk UGM di satu di antara ketiga pilihan tersebut. Segala pengalaman kegagalan adalah refleksi berharga bagiku untuk meraih kesuksesan yan telah aku rancang selama tiga tahun di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Hanya ada kata sukses dan hanya ada langkah giat untuk menghadapi UM UGM, itulah pedomanku.

Start something with Scratf 30 Maret 2008