‘Bengawan Solo Purba’
Di Sore hari, sejenak Kami menatapmu dari kejauhan
Kelokan aliran dengan tebing-tebing hamba
Hijaunya dedaunan menghiasi wajahmu
Semak belukar dan hamparan sawah berharap denganmu
Lembah Giritontro menyimpan sebuah tanya
Bagaimana Engkau terjadi di bumi ini
Kami ingin menjawabnya
Dalam sebuah ekspedisi yang cukup menantang
Kami relakan untuk bergelut denganmu
Menelusuri tebing-tebing curam
Mendaki bukit yang terjal
Menginjak batu-batu terkapar
Tanah yang licin dan lengket di telapak sepatu
Daun dan ranting yang berduri
Kami pun membawa bekal dan perlengkapan
Untuk bertahan dari keganasanmu
Panasnya matahari sungguh membakar kulit
Dinginnya kucuran air hujan merasuk tulang
Semua tak menyurutkan semangat kami
Untuk menjawab semua tanya
Dalam goresan tinta dan ketukan jari-jemari di atas laptop
Untuk dipersembahkan dari Divisi Geomorfologi
Mohon maaf kepada para petani
Kami telah merusak ladang penghidupanmu
Palawija dan tanaman padi terinjak oleh langkah kami
Terima kasih pula kepada petani tua
Atas izinnya untuk meminta kelapa muda
Sungguh airnya mengobati dahaga kami
Dalam perjalanan kami menelusuri ‘Bengawan Solo Purba’
Jonathan Reza Pahlawan
10 Februari 2010
Ekspeditor Geomorfologi
wakakakaka....
BalasHapusmantap jong
puisine jos tenan
jos jong... sip2
BalasHapusmatur nuwun
BalasHapustulisane sing bener ki "poetry" jong, udu "poutry"
BalasHapusselamat berkarya jong